
Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono.
Kutai Kartanegara – Kopi luwak produksi Desa Prangat Baru, Kecamatan Marang Kayu, Kutai Kartanegara (Kukar), kini tak hanya dikenal di tingkat lokal. Produk unggulan daerah ini telah menembus pasar nasional hingga mancanegara, termasuk hotel-hotel berbintang dan pembeli ekspor.
Lahan kebun kopi yang dikembangkan warga mencapai 35 hektare, dengan hasil utama berupa kopi luwak. Harga jualnya fantastis, berkisar Rp4,2 juta per kilogram untuk pembeli langsung di lokasi, dan bisa mencapai Rp5 juta per kilogram di pasar ekspor.
Keberhasilan ini tak lepas dari strategi Pemkab Kukar yang sejak lama mengembangkan pertanian berbasis kawasan sesuai potensi desa.
“Kami ingin pengembangan dilakukan secara fokus dan berkelanjutan agar petani sejahtera,” ujar Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono.
Ia menuturkan bahwa kebun kopi ini telah 15 kali dikunjungi langsung oleh Bupati Kukar Edi Damansyah, bahkan sejak lokasi tersebut belum ada tanaman. Semangat warga dan dukungan Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) turut mempercepat perkembangan kawasan tersebut.
Pemerintah juga menyiapkan infrastruktur pendukung, salah satunya rest area “Odah Singgah” yang berada tepat di jalur strategis Samarinda–Bontang. Lokasi ini tak hanya menjadi tempat istirahat, tapi juga pusat aktivitas ekonomi baru. Sejumlah kios yang berdiri di kawasan rest area memasarkan produk lokal, termasuk kopi luwak Prangat Baru.
“Ini akan jadi titik temu antara pengunjung dan produk lokal. Warga bisa menjual kopi sekaligus mengembangkan usaha lainnya, karena lokasinya dilalui banyak pengendara dari dan ke Samarinda, Bontang, Kutai Timur, hingga Berau,” pungkasnya. (Nis/ADV KOMINFO KUKAR)