
Kutai Kartanegara – Pemerintah Desa Muara Muntai Ilir, Kecamatan Muara Muntai, mencatat capaian positif dalam upaya penanganan stunting.
Kepala Desa Arifadin Nur mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil evaluasi tahun ini, jumlah balita yang berisiko stunting berhasil ditekan dari 33 anak pada tahun lalu menjadi hanya 15 anak pada 2025.
“Alhamdulillah, dengan program intervensi yang kita lakukan secara konsisten, jumlah balita yang berisiko stunting berhasil menurun cukup signifikan,” ucapnya.
Penurunan ini, menurutnya, tak lepas dari kolaborasi berbagai pihak yang telah dilakukan secara terencana dalam forum Rembuk Stunting desa.
Adapun, intervensi yang dilakukan mencakup penyediaan alat posyandu yang memadai, edukasi ibu-ibu rumah tangga, serta kunjungan langsung kepada keluarga yang sulit menjangkau layanan kesehatan.
“Masalah alat saja bisa berpengaruh besar. Timbangan, meteran tinggi badan, alat ukur lainnya, semuanya harus akurat. Kalau tidak, data yang dikumpulkan bisa salah, dan itu akan mengganggu proses intervensi stunting,” tegasnya.
Selain itu, Arifadin mengungkapkan bahwa pemerintah desa juga menggandeng Puskesmas setempat, kader posyandu, serta lembaga kemasyarakatan desa untuk membentuk sistem pantauan menyeluruh.
Bahkan, jika ada ibu yang enggan membawa anak ke posyandu, para ketua RT siap membantu dengan sistem jemput bola.
“Setiap bulan kami review kembali kinerja posyandu. Apa yang kurang, langsung kami evaluasi dan lengkapi. Ini bentuk komitmen bersama agar kasus stunting terus ditekan,” pungkasnya. (Nis/ADV DISKOMINFO KUKAR)