
Kutai Kartanegara – Penanganan stunting di Kecamatan Anggana dinilai memerlukan pendekatan yang lebih dari sekadar pelaksanaan program formal. Hal itu disampaikan Kasi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Anggana, Wahyu Eka Trisnawan, saat menghadiri forum rembuk stunting yang digelar bersama pemerintah desa dan mitra terkait.
Menurut Wahyu, keberhasilan program penanganan stunting sangat bergantung pada kekuatan kolaborasi antarsektor, serta komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat.
Ia menilai stunting bukan hanya persoalan teknis yang bisa diatasi oleh satu institusi saja, melainkan masalah kompleks yang membutuhkan keterpaduan semua pihak.
“Kegiatan ini bukan hanya seremoni, tapi menjadi titik temu untuk membangun kesadaran kolektif dalam mewujudkan konvergensi penanganan stunting secara menyeluruh,” ujar Wahyu.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi perlu diperkuat mulai dari tingkat desa hingga kabupaten, termasuk melibatkan unsur kesehatan, pendidikan, pemerintahan, hingga masyarakat. Dengan cara itu, intervensi yang dilakukan akan lebih tepat sasaran dan berdampak jangka panjang.
Wahyu juga menekankan pentingnya komitmen desa dalam menyusun program dan anggaran yang berpihak pada upaya pencegahan stunting, terutama melalui edukasi gizi dan pemantauan tumbuh kembang anak secara berkelanjutan.
“Semua punya peran, dan kalau bergerak bersama, hasilnya akan lebih terasa,” pungkasnya. (Nis/ADV DISKOMINFO KUKAR)