
Jakarta, CNN Indonesia — Presiden Amerika Serikat Joe Biden secara terbuka mengancam akan menghentikan suplai senjata ke Israel, jika negara Zionis itu terus melakukan invasi ke Rafah di Gaza selatan.
Dilansir CNN, Biden dan pejabat AS disebut telah memperingatkan Netanyahu bahwa invasi ke Rafah tidak akan “didukung” dengan senjata AS.
Beberapa sumber menyebut wanti-wanti AS ini sebenarnya telah lama dipersiapkan oleh Biden. Sebab langkah ini dianggap bisa jadi titik balik yang akan menggoyang hubungan Israel-AS.
Langkah ini cukup kontras dengan langkah-langkah Biden sebelumnya, yang lebih berhati-hati agar tak membuat keretakan dengan Netanyahu.
Biden disebut mendapat tekanan dari kelompok progresif di partainya sendiri, untuk mengambil langkah demi mengurangi kekerasan di Gaza.
Namun Netanyahu tetap bersikeras melakukan invasi ke Rafah, dengan dalih memusnahkan kelompok Hamas.
Para pejabat AS mengatakan Biden pada akhirnya menyadari bahwa peringatannya ke Netanyahu tidak diindahkan, sehingga dia mengubah arah.
Biden sendiri sebetulnya sangat loyal kepada sekutunya tersebut. Namun, arah perkembangan dari konflik tersebut tampak menggoyahkan loyalitas orang nomor satu di AS tersebut.
Israel mengklaim operasi mereka di Rafah saat ini terbatas. Namun di balik layar, masih ada keraguan tentang niat Israel, di antaranya karena kurangnya kejelasan terkait bagaimana mereka berencana untuk melanjutkan operasi tersebut.
Dikutip dari CNN, Rafah bukan satu-satunya yang mengganggu hubungan antara Biden dan Netanyahu.
Menurut penasihat dekat Biden, pembunuhan yang tidak disengaja oleh IDF pada awal April lalu terhadap tujuh pekerja bantuan World Central Kitchen di Gaza, yang salah satunya adalah seorang warga negara Amerika, telah mematahkan kesabaran sang presiden yang semakin menipis.
Menurut para penasihatnya, Biden mengungkapkan kemarahannya setelah mengetahui berita tersebut.
Dia menjelaskan kepada para penasihatnya bahwa dia melihat kematian para pekerja bantuan itu sebagai “kerusakan” yang tidak dapat diterima dalam beberapa cara paling mendasar yang dia harapkan dari Israel dalam menjalankan perangnya. Menurutnya, Israel saat ini membutuhkan cara baru untuk konflik tersebut. (CNN Indonesia)