
Kutai Kartanegara – Pengembangan pariwisata di Kutai Kartanegara (Kukar) tak lagi berfokus pada destinasi semata. Dinas Pariwisata Kukar (Dispar Kukar) kini mengedepankan pendekatan berbasis masyarakat melalui penguatan kelembagaan desa dan kolaborasi dengan dunia pendidikan.
Salah satu langkah strategis yang tengah dijalankan adalah pembentukan dan penguatan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di desa-desa potensial, sekaligus pendampingan intensif di tiga desa wisata prioritas Sangkuliman, Sumber Sari, dan Kersik.
“Ini soal bagaimana masyarakat bisa mengelola dan menikmati hasilnya secara mandiri,” ucap Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Dispar Kukar, M Ridha Fatrianta, baru-baru ini.
Berbeda dari pendekatan sebelumnya, Dispar Kukar kini melibatkan mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) penerima Beasiswa Kukar Idaman untuk turun langsung ke desa dalam program pendampingan.
Menurut Ridha, skema ini memberi manfaat dua arah yakni transfer ilmu ke masyarakat sekaligus ruang pengabdian nyata bagi mahasiswa asal Kukar.
“Ini kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan, dan masyarakat. Mahasiswa dari Kukar kami libatkan langsung,” jelasnya.
Salah satu desa dampingan, Sumber Sari, kini tengah mengikuti Lomba Desa Wisata tingkat Provinsi Kaltim. Namun, Ridha menekankan bahwa kompetisi bukanlah tujuan utama.
“Yang kita kejar warisan manfaat yang benar-benar terasa untuk warga,” ucapnya.
Sementara itu, penyerahan SK Pokdarwis juga telah dilakukan di beberapa desa seperti Sanggulang, Muara Ritan, Manunggal Jaya, dan Marangkayu. Ridha menyebut ini bukan sekadar seremonial, melainkan fondasi awal untuk membangun ekosistem wisata yang mandiri.
Dispar Kukar juga tengah menyiapkan pelatihan lanjutan dan program sertifikasi kompetensi bagi pelaku wisata. Kegiatan ini dijadwalkan akhir Juni 2025, sembari menunggu pencairan anggaran.
“SDM-nya harus naik kelas. Bukan hanya bisa mengelola, tapi juga punya sertifikat dan pengakuan,” pungkasnya. (Nis/ADV KOMINFO KUKAR)