
Kutai Kartanegara – Pendekatan pengembangan desa wisata di Kutai Kartanegara (Kukar) kini mulai bergeser dari pola top-down menjadi bottom-up. Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar tak lagi datang membawa program jadi, melainkan membuka ruang dialog dan menyesuaikan pelatihan dengan kebutuhan nyata di lapangan.
“Kami datang mendengar langsung dan mencocokkan program pelatihan, dengan kebutuhan masyarakat desa,” ujar M Ridha Fatrianta, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dispar Kukar, beberapa waktu lalu.
Model pendampingan baru ini diterapkan di tiga desa wisata prioritas, dengan pendekatan awal berupa survei langsung. Ridha menekankan bahwa setiap desa memiliki karakter berbeda yang memerlukan metode dan fokus pelatihan yang tidak seragam.
Misalnya, Desa Sumber Sari fokus pada kuliner dan event, sementara Desa Kersik mengusulkan hingga 10 tema pelatihan. Di sisi lain, Desa Sangkuliman baru memulai pelatihan pekan ini.
“Bervariasi ya tapi prinsipnya satu, kami ingin desa berkembang dari potensi dan keinginan mereka sendiri, bukan semata-mata dari paket program pemerintah,” terangnya.
Selain pelatihan teknis, Dispar Kukar juga menekankan pentingnya penguatan kelembagaan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Banyak desa yang sudah mulai mengelola potensi wisatanya sendiri, bahkan sebelum Pokdarwis terbentuk. Seperti kawasan gua yang punya daya tarik tersendiri di mata komunitas petualang.
“Kalau dikelola serius, ini bisa sangat potensial karena punya peminat tersendiri seperti komunitas petualang,” jelas Ridha.
Persoalan pengelolaan lahan dan keterlibatan masyarakat juga menjadi perhatian. Dispar Kukar mendorong agar seluruh proses dilakukan dengan komunikasi terbuka, terutama soal keterlibatan pemilik lahan dan penyelesaian isu lokal.
“Jangan sampai ada program tapi masyarakat sekitar justru tidak dilibatkan. Itu awal dari konflik,” ujarnya.
Meski surat keputusan (SK) Pokdarwis baru bisa diserahkan pada pertengahan 2025, Ridha memastikan proses ini tetap dikawal lewat sosialisasi dan pelatihan yang berjalan paralel.
Pendekatan baru ini sekaligus menjadi bagian dari persiapan Kukar dalam mengikuti Lomba Desa Wisata Tingkat Provinsi Kalimantan Timur yang dijadwalkan berlangsung bulan Juli ini. (Nis/ADV KOMINFO KUKAR)