
CREATOR: gd-jpeg v1.0 (using IJG JPEG v80), quality = 82
TENGGARONG – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, tengah menghadapi lonjakan tajam kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar mencatat hingga awal 2025, jumlah kasus DBD mencapai 2.803, jauh melampaui angka tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai perbandingan, pada 2022 hanya terdapat 842 kasus, kemudian meningkat menjadi 1.155 kasus pada 2023. Tren ini menunjukkan bahwa wabah DBD di Kukar semakin mengkhawatirkan dan membutuhkan langkah cepat serta efektif untuk menekan penyebaran.
Sebulu, Titik Terparah
Staf Pengelola Program DBD Dinkes Kukar, Supeno, mengungkapkan bahwa lonjakan kasus terbesar terjadi pada Januari 2024, terutama di Kecamatan Sebulu. Bahkan, sudah ada laporan kematian akibat DBD meskipun jumlahnya masih dalam kategori rendah.
“Memang sudah ada kasus meninggal dunia, tetapi secara angka tidak signifikan. Namun, tetap ini harus menjadi perhatian serius,” ujar Supeno, Rabu (22/1/2025).
Pencegahan DBD Masih Lemah?
Dinkes Kukar berupaya mengoptimalkan pencegahan dengan menggencarkan edukasi terkait Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Namun, Supeno menyoroti bahwa selama ini PSN sering kali dilakukan tanpa strategi yang tepat.
“Kebanyakan PSN hanya sebatas gotong royong, padahal yang terpenting adalah memastikan tidak ada tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa barang bekas, wadah plastik, atau tempat penampungan air yang tidak terkontrol bisa menjadi lokasi berkembang biaknya jentik nyamuk. Jika tidak ditangani dengan baik, siklus penyebaran DBD akan terus berulang setiap tahunnya.
Tindakan Medis dan Harapan Baru
Dinkes Kukar juga mengimbau masyarakat agar segera berobat jika mengalami demam berkepanjangan. Supeno menegaskan, jika seseorang masih mengalami demam pada hari kedua, maka pada hari ketiga sudah wajib memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
“Jangan tunggu lebih lama. Jika demam terus berlanjut, segera ke Puskesmas agar bisa dilakukan rapid test untuk memastikan ada tidaknya infeksi DBD,” kata Supeno.
Namun, ada satu tantangan besar: hingga saat ini, belum ada program vaksin DBD dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Oleh karena itu, Dinkes Kukar masih mengandalkan edukasi dan penyebaran informasi sebagai langkah utama dalam upaya pencegahan.
Meskipun demikian, tersedianya rapid test dengue di Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan respons cepat tim medis dalam menangani pasien. Langkah ini dinilai penting untuk menekan angka penyebaran dan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat yang terpapar DBD.
“Ini adalah bentuk respons cepat terhadap permasalahan DBD di Kukar. Kami akan terus berupaya memberikan edukasi dan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” pungkas Supeno.
Sumber : kaltim.tribunnews.com
Editor : Admin samasisi.com